TerkiniTerlamaPaling sesuaiImagesize DescImagesize AscFilesize DescFilesize Asc
Kehidupan sehari-hari yang kita lakukan banyak menghasilkan limbah baik secara langsung maupun tidak langsung. Limbah yang dihasilkan pun beragam yaitu limbah organik dan limbah anorganik.
Berdasarkan wujudnya limbah akan digolongkan ke dalam tiga jenis yaitu, limbah padat, limbah gas dan limbah limbah cair. Saat ini kita akan membahas terkait limbah organik keras. Yuk, simak penjelasan di bawah ini.
Pengertian Limbah Organik Keras
Limbah organik keras biasanya juga disebut sebagai limbah padat. Menurut Abdurrahman dalam e-journal UAJY, limbah padat merupakan jenis limbah yang berbentuk padat dan bersifat kering. Limbah ini biasanya tidak dapat berpindah sendiri kecuali dipindahkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan mengutip dari laman Kemdikbud, limbah organik merupakan jenis limbah yang mudah terurai dalam alam atau mudah busuk. Biasanya limbah organik berupa sisa makanan, daun-daunan atau ranting pohon.
Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa limbah organik keras adalah limbah yang berbentuk padat dan berasal dari bahan-bahan alami. Limbah organik keras banyak ditemukan dalam sampah rumah tangga maupun sampah industri.
Pemilahan bahan limbah
Ketika akan melakukan pemanfaatan kembali limbah kita harus terlebih dahulu memilah limbah tersebut sebelum proses produksi. Proses ini akan membantu kita untuk menentukan limbah mana yang masih dapat digunakan dengan penambahan material serta merancang konsep produk yang akan diciptakan.
Pemanfaatan Limbah Organik Keras
Mengutip dari buku 'Pengelolaan Sampah Padat' yang ditulis oleh Rakhmad Armus, dkk terdapat dua pemanfaatan limbah organik keras tanpa melalui proses tertentu, yaitu:
Sampah organik padat seperti sisa makanan dapat digunakan untuk menjadi pakan ternak. Setelah memilah sampah biasanya kita akan dapat menggunakan sampah tersebut sebagai pakan ternak terutama sapi.
Pengomposan dapat kita ketahui sebagai proses bahan organik mengalami penguraian secara biologis oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Semua bahan organik padat dapat dikomposkan seperti limbah organik rumah tangga, sampah-sampah organik pasar/kota, kertas, kotoran/limbah peternakan, limbah-limbah pertanian, limbah-limbah agroindustri, limbah pabrik kertas, limbah pabrik gula, limbah pabrik kelapa sawit, dll.
Contoh Limbah Organik Keras
Mengutip dari e-journal UIN SUSKA berikut merupakan beberapa contoh dari limbah organik keras:
Limbah Kulit Pisang
Limbah ini merupakan limbah padat organik yang dihasilkan dari proses pengolahan pisang. Kulit pisang sendiri merupakan limbah yang dapat mencemari udara karena baunya yang tidak sedap dan mengurangi keindahan lingkungan. Kendati demikian limbah ini tetap dapat dimanfaatkan dalam pembuatan pupuk organik.
Proses pembuatan tahu ternyata menghasilkan limbah padat dan limbah cair, limbah padat ini merupakan ampas dari tahu. Limbah padat ini dihasilkan dari proses penyaringan dan penggumpalan. Biasanya limbah padat ini akan dijual untuk diolah menjadi tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak dan diolah menjadi tepung.
Meskipun masyarakat dalam mengolah singkong akan memanfaatkan seluruh bagian singkong termasuk kulitnya tetapi kulit singkong kerap dianggap sebagai limbah. Pemanfaatan limbah ini biasanya akan digunakan untuk membuat kompos yang ternyata memberikan pengaruh yang baik dalam pertumbuhan tanaman.
Pengeringan setelah pewarnaan
Setelah pemberian warna tentunya kita harus mengeringkan kembali limbah keras tersebut yang terkena cat basah. Pengeringan ini biasa akan dilakukan menggunakan sinar matahari ataupun diangin-anginkan.
Pembersihan limbah
Setelah memilah limbah tersebut kita harus membersihkan limbahnya terlebih dahulu. Hal ini disebabkan karena biasanya limbah yang akan digunakan cukup kotor. Pembersihan biasanya melalui proses pencucian menggunakan deterjen agar zat bekas makanan atau minuman dapat larut dan limbah keras menjadi bersih dan tidak berbau.
Setelah membersihkan limbah yang akan digunakan kita kemudian akan mengeringkan limbah tersebut. Pengeringan dapat dilakukan secara langsung menggunakan sinar matahari atau kita dapat mengelap limbah tersebut menggunakan lap kering.
Pewarnaan limbah keras dapat dilakukan dengan cara disemprot ataupun dikuas menggunakan cat. Namun dalam melakukan pewarnaan kita harus menggunakan zat pewarna yang sesuai dengan limbah keras sehingga warnanya dapat muncul sesuai keinginan kita. Selain diwarnai kita juga dapat menghias limbah keras tersebut menggunakan ornamen dekoratif.
Pengolahan Limbah Organik Keras
Mengutip dari laman Kemdikbud, berikut merupakan proses pengolahan limbah keras yang dapat kalian lakukan:
Penghalusan bahan agar siap pakai
Tahap ini merupakan tahap akhir ataupun finishing dalam melakukan pengolahan terhadap limbah organik keras. Proses ini memiliki teknik yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan barang contohnya adalah dipotong, ditempa, dilem, digerinda dan diamplas.
Pengolahan Limbah Industri Garmen
Haluti, S. &. (2015). Pemanfaatan Potensi Limbah Tongkol Jagung Sebagai.Briket arang melalui Karbionisasi di wilayah Propinsi Gorontalo
Surmaini. (2017). Perubahan Iklim DalKonteksSistem Produksi dan Pengembangan Kopi di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian.
Permana, A. D. (2014). Studi Pencacahan dan Pengomposan Ampas Tebu. Alfrojems & Anugrahini, 2. (2019). Pengentasan Kemiskinan Perdesaan.
Argandi, S. T. (2018). Faktor-faktor yang pola pangan Harapan (PPH) di kota Bandung
Sinurat, E. (2011). Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jambu Mete dan Tongkol Jagung.
, L. (2008). Transformasi Mikropori ke Mesopori Cangkang Kelapa Sawit Terhadap.Nilai Kalor Bakar Briket arang cangkang kelapa sawit
Astawa, N. 2. (2019). 'Tetanus Generalisata dengan Jaringan Nekrotik Digiti III Pedis.
Kumalasari F., S. Y. (2011). Teknik Praktis Mengolah Air Kotor Menjadi Air.
Wahyudi. (2012). Bertanam Tomat di dalam Pot dan Kebun Mini. Agromedia.
Salafudin, I. (2021). 33 UKM di Karanganyar Dapat Bantuan Peralatan dari program peningkatan hasil peternakan.
Alfrojems & Anugrahini, 2. (2019). Pengentasan Kemiskinan Perdesaan.
Argandi, S. T. (2018). Faktor-faktor yang.
Astawa, N. 2. (2019). 'Tetanus Generalisata dengan Jaringan Nekrotik Digiti III Pedis.
Hidayat, A. T. (2019). Perancangan Sistem Informasi Dinas Pendapatan pengelolaan keuangan Aset Daerah kabupaten Muratara.
Pemanfaatan Limbah Kain Majun
Kain yang lebih dikenal dengan sebutan kain majun atau permadani ini memiliki fungsi yang sama dengan kain biasa. Sebutan kain lebih banyak digunakan di industri. Kain Majun bisa dikatakan limbah pabrik atau sampah pabrik yang merupakan hasil dari proses pembuatan garmen. Sisa limbah dari pabrik pakaian berbeda, ada yang bagus untuk membuat kain, ada juga yang tidak terlalu sulit untuk dibuat.
Kain Majun biasanya terbuat dari bahan kaos katun.tersedia dalam berbagai warna, warna solid dan tekstur admin, mampu menyerap air, minyak dan lemak. Ada beberapa jenis kain, seperti kain berlapis, kain terus menerus, dan kain lembaran. PT. PRIA Surabaya dapat mengolah dan memanfaatkan limbah kain majun. Di sini kita akan membahas berbagai jenis kain dan fungsinya.
Kain Majun adalah kain sisa dari pakaian yang belum melalui proses penjahitan. Kainnya dijual langsung, jadi ukurannya bisa berkisar dari kecil hingga cukup besar. Pengguna silang jenis ini adalah bengkel, industri, atau bidang usaha yang berhubungan dengan bahan kimia. Harga kain ini relatif murah dan lebih disukai untuk konsumsi ekonomis. Untuk menghilangkan kotoran berupa kotoran cukup menggunakan kain kecil.
Kain majun jahit warna lebarnya 25 x 25 sd 30 x 30 cm, dan 2 sd 3 lembar kain majun ditumpuk dan dijahit membentuk lingkaran agar kain majun saling menempel. Karena jahitannya melingkar, seperti spiral kecil, lalu melebar. Kain jenis ini merupakan salah satu produk yang paling populer karena banyak digunakan di berbagai industri. Dengan lapisan kain yang berlapis-lapis, kain ini sangat efektif sebagai kain pembersih, terutama untuk membersihkan noda-noda besar, sehingga genangan minyak.
Kain majun putih untuk menjahit lebarnya 25 x 25 sd 30 x 30 cm. Saya menjahit sisa kain T-shirt menjadi bentuk pita dan membuatnya. Meskipun harganya lebih mahal daripada menjahit kain acak atau kain putih, jenis kain ini sangat populer karena pekerjaannya yang relatif bersih. Membersihkan lapisan dempul yang sudah diamplas sebelum dicat.
Kain majun campur adalah campuran kain lebar 1-2 jari dan kain lebar 2-3 jari dalam tas 50kg. Kain majun putih tanpa jahitan adalah kain putih dengan bahan kaos ukuran tertentu (tergantung konveksi atau manufaktur garmen). Jenis kain ini dapat diperoleh dari limbah produksi atau sengaja dikerjakan menjadi panel kain. Karena bentuknya lembaran yang mulus, harganya lebih mahal dibandingkan jenis lainnya. Jenis kain ini sangat bagus untuk menghaluskan permukaan logam yang baru dicat.
Pemanfaatan Limbah Kain Majun – Tentang PT Pria Surabaya
Pemanfaatan Limbah Industri Tekstil
Fodhil, M., Miftahudin, M., Zuli Astutik, H., & Naim, A. (2021). Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga Anorganik. Jumat Pertanian: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(2), 96–100. Retrieved from https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/abdimasper/article/view/1750